.jpg)
Halwa sezalir embun menitik pada mizan wisikan wiraga
sepucuk kolase seayun kepakan santun
selembut virga sesadrah ruas telinga
kriya bersilap pandang, nafas soja
selenting mint selembab malam sahara
pada bulan di pelataran azzura
tilas pesirah gugusan airmata bintang kala
duhai zuhara, di atas sinai kutebalkan rona wajah dengan debu maskara,
sebelum sesosok harem melepaskan cadarnya demi kegairahan syair-syairku
dimana rindunya tergenang fatamorgana, sampai gaunnya memerah delima
seperti bulir-bulir anggur yang masak karna cinta
bias cahaya tersepuh dengan racun dalam cawan kristal, dimana dahaga menahan satu tegukan
eksotis nian Love at Sahara!
BalasHapus