Prolog Hati

Berumbai, berpautan, berpilin-pilin: ikal rambut dan panjang usia; sehasta hingga beberapa lagi. Adalah nilam sebuah hikam, adalah dalam perbendaharaan. Adakah idam berpencar, oh entah--oh entah bila merapat pada hijab; jiwaku halim bagai serabut merentang panjang lengan. Bulan bagai bara siap padam, penuhi guman setangkup hangat kuku; selaksa mimpi pengangsir dongeng malam--menimang bayang sebulir biji sawi. Menyisir angin di hadapan nyala lilin, semakin dengung kepak seekor ngengat; mabuk mengecap kekhusyuan hingga sayapnya rapuh terbakar. "Duh, syamsi yang terpagut lautku dalam sewindu; kidung bagi tiramku; seribu kuntum bagi salatin di tamanku, setangkai imbalan sehaus tujuh surga." Serangkai jalan membenam jejak menuju lumbung seberang pematang; santun pahatan dinding cadas, cucur keringat mendulang manikam: duh, tanah yg tak segembur yang terkira; seluas sahara sejumput sabana.

05 Mei 2010

Hujan di awan, mendung di tanah


Musim bersilih selisih

di air kulihat wajah awan mengapung

rumbai rambutnya putih tertambat karang


pikirku sedang digelung

; ombak kian pecah

cakrawala berbelah

matahari tumpahkan air bah


riaknya kabut fatamorgana
nafas dihempas keruh debu


liku jalan sedepa
membalik arah ke gurun sahara

menyeka keringat basa leluhur

bathin embun ditusuk pucuk cemara

angin lautan mengayuh dedaun selara


(24 November 2009)

2 komentar:

  1. waw... gimana buatnya nih...??? :0

    BalasHapus
  2. membuatnya dengan berbagai media, tentunya, hehehe...

    BalasHapus