Prolog Hati

Berumbai, berpautan, berpilin-pilin: ikal rambut dan panjang usia; sehasta hingga beberapa lagi. Adalah nilam sebuah hikam, adalah dalam perbendaharaan. Adakah idam berpencar, oh entah--oh entah bila merapat pada hijab; jiwaku halim bagai serabut merentang panjang lengan. Bulan bagai bara siap padam, penuhi guman setangkup hangat kuku; selaksa mimpi pengangsir dongeng malam--menimang bayang sebulir biji sawi. Menyisir angin di hadapan nyala lilin, semakin dengung kepak seekor ngengat; mabuk mengecap kekhusyuan hingga sayapnya rapuh terbakar. "Duh, syamsi yang terpagut lautku dalam sewindu; kidung bagi tiramku; seribu kuntum bagi salatin di tamanku, setangkai imbalan sehaus tujuh surga." Serangkai jalan membenam jejak menuju lumbung seberang pematang; santun pahatan dinding cadas, cucur keringat mendulang manikam: duh, tanah yg tak segembur yang terkira; seluas sahara sejumput sabana.

05 Mei 2010

Epilog

Epilog ini hanya sebagian dari apa yang terolah oleh nalar saya. Tiada maksud untuk "menggurui", saya hanya sekedar ingin meraih keselarasan agar makna dan arti dapat kiranya dimengerti tanpa kekeliruan. Semua ini
berangkat dari tanggung jawab atas apa yang saya sampaikan lewat setiap tulisan (catatan ataupun komentar) maupun lisan, sebab segala sesuatunya pasti akan melalui proses hisab. Akal menopang cinta_ ya saya setuju itu, sebagaimana prosesi ibadah adalah sebuah 'pondasi'. Cinta yang saya maksud adalah hubungan secara "vertikal", seperti arti dari kata pondasi itu sendiri. Memanglah setiap orang memiliki cara pandang sendiri, tapi alangkah santun bila pemahaman itu adalah kesatuan.
Semoga kita senantiasa dilimpahi pengetahuan. Amiin...




Bila aku berkata "Raja", maka itu adalah sebuah kata predikat untuk-Nya. Berbeda dengan kata "Tuhan", meski itu merujuk kepada-Nya. Karena aku seorang muslim maka aku berpendapat bahwa "Tiada Tuhan Kecuali Alløh".

Bila aku berkata "raja" (dengan huruf "r"), maka itu adalah sebuah kata benda untuk "hati" (sebagaimana kata-kata Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin-nya tentang akal dan hati; tentara hati); hati

Bila aku berkata "matahari", maka itu adalah sebuah perumpamaan; sebuah petunjuk tentang sumber cahaya yang yang menerangi dan mengindahkan pandangan (dari mata turun ke hati); matahari.

Dan "bulan": sebuah kata benda; sebuah apresiasi kerohanian; sebuah risalah dimana cahaya matahari tertitip disana; bulan

Bila aku berkata "bunga", maka itu adalah kata benda yang bermakna keindahan yang tumbuh dari perasaan. (sebagaimana Alløh menyukai keindahan); bunga.

Dan "mawar": mawar; bunga yang penuh pesona (sebagaimana Alløh menyukai bunga mawar)

"lily": lily; bunga "berkuncup" putih atau merah gading, yang ku kiaskan sebagai (sifat) bunga pemalu.

"anggrek": anggrek; bunga dengan keragaman warna yang selaras.

"bakung" atau bunga bawang; bakung; bunga dengan pesona yang tak seperti umumnya bunga.

"ilalang": ilalang; tumbuhan yang dapat tumbuh tanpa pemeliharaan; sesuatu yang mengganggu; benalu.

"taman": taman; tempat yang dipenuhi bermacam keindahan.

"ladang": ladang; tempat yang diusahakan utuk ditanami.

"lumbung": lumbung; tempat perbendaharaan yang terkumpul didalam akal atau hati.

"pematang": pematang; sebuah batas; jalan setapak.

"pagi": pagi; keselarasan riuh keindahan; harmoni.

"malam": malam; kegelapan (pandangan) yang bukan sepenuhnya, sebab Ia tak mungkin 'meninggalkan' hamba-hamba-Nya dalam keadaan yang sebenar-benarnya gelap.

"anggur": anggur; manisan yang dapat memabukan.

"mabuk": kesadaran yang tergadai.

"kepayang": kesadaran yang mengawang; kesyahduaan.


"hujan": hujan; kesenduan.


Dan masih banyak lagi yang lain yang kiranya nanti saya lanjutkan.


(28 September 2009)


(fajar_)

1 komentar:

  1. deskripsikan tentang FAJAR...di selanjutnya....

    BalasHapus